Senin, 29 Januari 2024

PROSES MOBILITAS SOSIAL DI INDONESIA (IPS KELAS 8 SEMESTER GENAP KURIKULUM MERDEKA )

PROSES MOBILITAS SOSIAL DI INDONESIA

HALAMAN 103


    a. Pengertian Mobilitas Sosial (hal 104)

        Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

         Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain.

 

b. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial (hal.105- hal 106)

    Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.

   ■ Mobilitas vertikal

      Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat,

      baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).

·         Mobilitas vertikal ke atas (Social Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena peningkatan status atau kedudukan seseorang.

·         Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Social sinking merupakan proses pe nurunan status atau kedudukan seseorang.

Proses social sinking sering kali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

 

Mobilitas horizontal 

   Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.

.  Dalam mobilitas hori zontal tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.

 

c. Saluran- Saluran Mobilitas Sosial (hal. 107)

   Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang dapat mengubah status seseorang.

   Berikut ini merupakan contoh saluransaluran mobilitas sosial:

   ■ Organisasi  Pendidikan,

       Contoh SMP Negeri 2 Patebon

   ■ Organisasi Politik,

       cotoh PKS, PKB, Nasdem

   ■ Organisasi Ekonomi,

       BRI, Koperasi

   ■ Organisasi Profesi

        Contoh : PGRI, IDI

 

d. Dampak Mobilitas Sosial (POSITIF) :(110-111)

    • Mendorong Seseorang untuk lebih maju

    • Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial

    • Meningkatkan Integrasi Sosial

 

CATATAN :

Mobilitas Sosial: Pengertian, Bentuk, Faktor & Dampaknya | Sosiologi Kelas 8

Tri Janarti

October 28, 2022 • 9 minutes read

 


Artikel Sosiologi kelas 8 kali ini akan membahas tentang pengertian, bentuk-bentuk, dan faktor pendorong serta penghambat dari mobilitas sosial.

Apakah ayahmu pernah pindah tugas ke wilayah lain karena pekerjaannya? Hmm… atau kakakmu yang dulu seorang pelajar kini sudah menjadi pengusaha? Masih belum pernah ngalamin itu semua? Kalau begitu, coba tonton sinetron TV atau drama Koreadeh. Hueheheheh…

Eits, nggak ada maksud apa-apa, kok. Sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu sebagai contoh dari mobilitas sosial ajaLoh, emang mobilitas sosial itu apa sih?

Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosialnya bisa menjadi lebih tinggi, lebih rendah, bahkan tetap sederajat.

Kenapa hasil perpindahannya berbeda-beda? Sebab mobilitas sosial terbagi menjadi beberapa bentuk. Nah, terjadinya bentuk-bentuk itu tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penghambat yang perlu kita ketahui. Lalu apa saja ya bentuk dan faktor mobilitas sosial? Yuk, simak kelanjutan artikelnya!

Bentuk Mobilitas Sosial

Pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada berpengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Secara umum bentuk mobilitas sosial terbagi menjadi empat, yaitu vertikal, horizontal, antargenerasi, dan intragenerasi.


Baca Juga: Mengenal Kebudayaa Universal dan Proses Pembentukkannya

 

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Coba bayangkan kamu berada di bagian tengah sebuah garis vertikal dehUdahNah, ketika kamu berada di posisi itu, kamu punya kesempatan buat naik ke atas atau turun ke bawah ‘kan? Begitu juga dengan mobilitas vertikal yang dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah.

Maksudnya, perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi (naik) maupun lebih rendah (turun). Makanya, mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Sekarang coba bayangkan kamu berada di tengah sebuah garis horizontal deh. Kalau kamu berada di sana, mau kamu pindah ke kanan kek atau ke kiri kek, pasti kamu akan tetap di satu tempat yang sejajar ‘kan? Nah, kayak begitulah mobilitas horizontal. Dalam mobilitas horizontal, perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya.

Contohnya, seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit Bandung diharuskan pindah tugas ke rumah sakit Jakarta. Pada kasus itu, dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, yaitu perpindahan tempat kerja tetapi tidak mengubah status sosialnya sebagai dokter. Penghasilannya tidak berubah dan jabatannya sebagai seorang dokter juga tidak berubah.

3. Mobilitas Sosial Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang dialami seseorang dengan melibatkan perbedaan generasi di dalamnya. Mmm, maksudnya gimana tuh ya? Kamu perlu tahu dulu nih, apa yang dimaksud dengan generasi. Generasi adalah kelompok yang punya kesamaan atau perbedaan umur. Contohnya, gen Z yang orang-orangnya lahir di tahun 2000-an.

Nah, mobilitas antargenerasi ini melibatkan generasi-generasi yang berbeda. Misalnya, dahulu, kakek dan nenek kamu hanya bisa sekolah sampai tingkat SMA saja. Kemudian, di generasi selanjutnya, yaitu ayah dan ibu kamu, statusnya naik jadi bisa bersekolah sampai jenjang Sarjana. Dari kasus ini, ada perbedaan tingkat pendidikan yang terjadi di setiap antargenerasi keluarga kamu. Paham, ya?

Nah, mobilitas sosial antargenerasi bisa naik dan turun. Artinya, tiap generasi dalam satu kelompok bisa punya kedudukan yang semakin tinggi atau rendah di masyarakat.

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

Bagaimana jika perpindahan kedudukan sosial ini dialami oleh generasi yang sama? Itu lah yang dinamakan mobilitas sosial intragenerasi. Menurut definisinya, mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi pada generasi yang sama. Oke, supaya kamu semakin ada bayangan, masuk ke contoh kasus saja, ya.

Misalnya, saat ini kamu sedang duduk di kelas 7 SMP. Kamu adalah anak yang sangat pintar, sehingga bisa mengikuti program akselerasi di sekolah. Saat kenaikan kelas, kamu langsung duduk di kelas 9. Dari sini, kamu sedang mengalami mobilitas intragenerasi karena mengalami perpindahan kedudukan sosial pada generasi yang sama, yaitu teman-teman sekelasmu di kelas 7.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Setelah mengetahui bentuk-bentuknya, kita juga perlu mengetahui faktor-fator yang mendorong terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:


 

1. Struktural

Faktor ini terkait dengan kesempatan seseorang untuk menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Kalau di Indonesia sih struktur masyarakatnya sangat terbuka. Jadi, kesempatan kamu untuk menempati berbagai jabatan yang tinggi, seperti manajer bahkan presiden, menjadi lebih besar, lho! Namun, di Indonesia, ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduknya juga masih belum imbang, nih. Ini bisa menjadi penyebab individu atau kelompok punya potensi mengalami mobilitas sosial yang turun.

2. Individu

Kalau faktor ini sih terkait dengan kualitas individu yang dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia ‘kan dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya tuhNah, jika seseorang tidak puas dengan status sosial yang diwariskan, ia dapat berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Sampai saat ini, pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau sarana yang dapat membuat orang menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat.

Baca Juga: Mengenal Kategori Keberagaman Masyarakat Multikultural

3. Ekonomi

Jika situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosial pun dapat terwujud. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Tapi, kalau kondisi ekonominya buruk, masyarakat akan memiliki pendapatan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dan mobilitas sosial tidak akan bisa terjadi.

4. Politik

Faktor yang satu ini sangat bergantung pada situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang tidak stabil akan memengaruhi kondisi keamanannya. Dengan begitu, ketersediaan dan kemudahan dalam bekerja juga lebih baik sehingga masyarakat mampu melakukan mobilitas sosialnya.

5. Kependudukan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Indonesia hampir selalu bertambah dari waktu ke waktu. Pertambahan itu bisa mempersempit lahan pemukiman bahkan meningkatkan kemiskinan lho! Makanya, masalah kependudukan seperti ini mendorong individu dan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain, sehingga mobilitas sosial pun terjadi.

 

Data Penduduk Indonesia 1971 s.d. 2010 (Sumber: bps.go.id)

Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Selain faktor pendorong, ada juga faktor penghambat bagi mobilitas sosial. Jika faktor-faktor di bawah ini masih ada maka akan sulit untuk masyarakat melakukan mobilitas sosial. Adapun faktor penghambat dari mobilitas sosial, yaitu:


 

1. Kemiskinan

Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan untuk mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Emang kenapa kalau pendidikannya rendah? Dengan pendidikan yang rendah, kualitasnya sebagai sumber daya manusia pun juga menjadi rendah. Akibatnya, kemampuannya untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan menjadi terbatas.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golonganNah, perlakuan membedakan seperti ini sangat tidak baik, selain dapat mengakibatkan konflik, juga dapat menghambat mobilitas sosial.

Baca Juga: Kenalan Yuk dengan Ras dan Suku Bangsa di Indonesia!

3. Stereotip Gender

Membeda-bedakan karakteristik serta posisi sosial laki-laki dan perempuan, seperti memiliki pandangan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi daripada wanita juga bisa menghambat mobilitas sosial, lho! Misalnya, pandangan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi toh yang bekerja adalah suami. Nah, perilaku seperti itu dapat menghalangi prestasi dan kesempatan seseorang untuk melakukan mobilitas agar status sosialnya meningkat.

Terjadinya mobilitas sosial di masyarakat, tentunya menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Apa saja ya dampak-dampak mobilitas sosial itu? Yuk, kita bedah satu per satu!


Dampak Positif Mobilitas Sosial

Hal ini berarti mobilitas sosial bisa memberikan pengaruh yang baik bagi seseorang. Dampak positif mobilitas sosial ada tiga macam, di antaranya sebagai berikut:

1. Mendorong Seseorang untuk Maju

Mobilitas sosial bisa berdampak pada status sosial kita di masyarakat. Misalnya, dari yang tadinya rendah, kemudian berubah jadi tinggi. Contohnya, di tingkat SMP, kamu bersekolah di tempat yang biasa saja. Tapi, di sekolah ini, kamu belajar dengan giat dan disiplin, sehingga selalu mendapat juara 1 di kelas. Dari sini, kamu berkesempatan untuk masuk ke SMA yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, mobilitas sosial mampu mendorong seseorang untuk maju.

2. Mempercepat Perubahan Sosial

Selain itu, mobilitas sosial dapat menghasilkan perubahan masyarakat ke arah yang lebih maju. Contohnya, di daerah pelosok, ada beberapa anak yang berkesempatan mendapat beasiswa pendidikan di kota. Setelah pendidikannya selesai, anak-anak tersebut pulang ke kampung halaman untuk membangun daerahnya menjadi lebih maju.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Selain dampak positif, mobilitas sosial juga bisa memberikan pengaruh yang tidak baik bagi seseorang. Dampak negatif mobilitas sosial di antaranya:

1. Kecemasan

Kecemasan ini terjadi karena seseorang merasa khawatir jika status atau posisi sosialnya turun di masyarakat. Contohnya, ada pejabat yang sebentar lagi melepas masa jabatannya. Nah, pejabat ini merasa cemas karena takut kehilangan jabatan. Oleh karena itu, tidak jarang pejabat tersebut berbuat curang untuk mempertahankan jabatan yang mereka inginkan. 

2. Melemahkan Solidaritas Kelompok

Dampak ini, bisa terjadi di segala bentuk mobilitas sosial, baik itu horizontal maupun vertikal. Contohnya, ada sebuah keluarga yang tadinya hidup di pemukiman yang sederhana, tiba-tiba memenangkan kuis berhadiah ratusan juta. Kemudian, keluarga tersebut pindah rumah ke pemukiman yang lebih elit. Nah, di sini, keluarga tersebut mulai berbaur dengan tetangga baru. Akhirnya, mulai terjadi kerenggangan antara keluarga ini dengan kelompok sosialnya di pemukiman lamanya. 

3. Memicu Konflik

Parahnya, mobilitas sosial tidak hanya merenggangkan solidaritas kelompok saja, tapi juga bisa memicu konflik atau pertikaian di masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena adanya persaingan yang tidak sehat untuk mencapai kedudukan sosial yang tinggi. Contohnya, untuk mendapatkan banyak pembeli, toko A sengaja menjelek-jelekkan kualitas barang toko B. Karena toko B tidak terima, akhirnya muncul konflik antar pedagang.

Baca Juga: Mengenal Masyarakat Multikultural dan Karakteristiknya

 

Referensi:

Sunarto, K.(1993) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI.

Soyomukti, Nurani (2010) Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-kajian Strategis. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Nathan Keirns, Eric Strayer, Heather Griffiths, (2012) Introduction to Sociology, (Houston: Openstax College)




Selasa, 23 Januari 2024

BAGAIMANA KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA ? IPS SMP KELAS 8 SEMESTER GENAP KURIKULUM MERDEKA

 KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

(halaman 95) 




Kata plural berasal dari bahasa Inggris yang artinya “jamak”,

 sedangkan “pluralitas” ini berarti kemajemukan. 

Pluralitas masyarakat Indonesia berarti sama dengan kemajemukan 

masyarakat Indonesia.

Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan 

culture artinya kebudayaan. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang

 memiliki lebih dari dua kebudayaan

Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan 

dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakatnya. (halaman 96)

Berikut adalah keberagaman yang ada di Indonesia: (halaman 96-99)

a.    Perbedaan Agama

b.    Perbedaan Budaya

Seorang ahli budaya Indonesia bernama Soekmono mendefinisikan 

budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda 

maupun hasil buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.

Menurut J.J. Hoenigman, sosiolog, terdapat tiga wujud budaya 

yaitu gagasan, tindakan, dan karya.

c.    Perbedaan suku bangsa

Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300  kelompok etnik  atau suku bangsa

Suku Jawa

Suku Sunda, 

suku Melayu, dan 

suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.

d.    Perbedaan pekerjaan

pekerjaan pada sektor formal adalah berbagai pekerjaan yang 

dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta

nonformal.

 

Manfaat keberagaman

·         Misalnya dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud 

dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah

 dalam bahasa Indonesia.

·         Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan 

tujuan pariwisata di Indonesia yang dapat mendatangkan devisa

 

Peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional 

adalah sebagai berikut:

a. Sebagai daya tarik bangsa asing

b. Mengembangkan kebudayaan nasional

c. Tertanamnya sikap toleransi

d. Saling melengkapi hasil budaya

e. Mendorong inovasi kebudayaan


catatan : 

PERSAMAAN ANTARA DIFERENSIASI DAN STRATIFIKASI SOSIAL

 

A.   Persamaan antara diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial adalah bahwa dua konsep itu menggambarkan adanya pembedaan atau penggolongan dalam masyarakat.

Namun, kedua konsep itu merujuk pada realitas berbeda karena menggunakan ukuran yang tidak sama dalam mendefinisikan perbedaan antaranggota masyarakat.

1.    Dalam diferensiasi sosial, perbedaan golongan dalam masyarakat dilihat sebagai sesuatu yang bersifat pluralistik.

Artinya, ketimpangan posisi antargolongan dalam masyarakat akibat adanya perbedaan itu tidak diperhatikan.

2.       Sementara itu, dalam stratifikasi sosial, perbedaan antargolongan dalam masyarakat dilihat berdasarkan lapisan yang bertingkat,

sehingga memunculkan identifikasi terhadap kelas-kelas sosial.

 

B.   Bisa disimpulkan, perbedaan antara diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial terletak pada cara melihat perbedaan antargolongan dalam masyarakat.

Diferensiasi sosial menunjukkan perbedaan antargolongan di masyarakat dalam konteks relasi yang setara, atau horizontal (tidak hierarkis).

 

Dengan demikian, diferensiasi sosial menunjukkan kemajemukan dan heterogenitas sosial di masyarakat. Namun, kemajemukan itu tidak memperlihatkan perbedaan lapisan sosial

Sebaliknya, stratifikasi sosial menggambarkan perbedaan antargolongan dalam masyarakat, yang terjadi secara vertikal atau hierarkis (bertingkat)..

Kemunculan stratifikasi sosial didorong oleh keberadaan nilai sebagai sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi dalam masyarakat. Nilai yang dimaksud dalam konteks stratifikasi sosial berkaitan dengan sumber daya atau barang berharga yang dibutuhkan masyarakat. Contohnya: kekuasaan, harta, pendidikan, maupun keterampilan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial menunjukkan hubungan antar anggota masyarakat dalam posisi yang tidak sederajat. Jadi, secara garis besar, stratifikasi sosial menunjukkan penggolongan anggota masyarakat berdasar perbedaan akses dalam memanfaatkan sumber daya.  Ada sejumlah bentuk dasar stratifikasi sosial di masyarakat.

 Macam-macam bentuk itu adalah stratifikasi ekonomi, stratifikasi pendidikan/pekerjaan, dan stratifikasi politik.   

1. Hierarki kelas/EKONOMI

    Stratifikasi sosial jenis pertama ini didasari oleh penggolongan masyarakat dari segi ekonomi, yakni penguasaan atas sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa (alat produksi). Unsur     ekonomi itu secara sederhana bisa diukur dari kekakayaan.

2. Hierarki kekuasaan/POLITIK

    Hierarki kekuasaan ditentukan oleh kemampuan memengaruhi nilai-nilai otoritatif. Penggolongan ini berkaitan dengan aspek politik.

3. Hierarki Status

    Hierarki status didasarkan atas perbedaan kehormatan dan kedudukan di masyarakat. Ukuran dalam pelapisan di hierarki jenis ini umumnya terjadi di masyarakat tradisional ataupun relijius.

https://tirto.id/persamaan-perbedaan-diferensiasi-sosial-dengan-stratifikasi-sosial-glS8


 






Sabtu, 06 Januari 2024

MOBILITAS SOSIAL (IPS KELAS 8 SEMESTER GENAP KURIKULUM MERDEKA)

 MOBILITAS SOSIAL

        (Hal.87)

 





        

 1. Bagaimana Dinamika Kependudukan di Indonesia?

    Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu :

1)    Kelahiran (natalitas),

2)    kematian (mortalitas), dan

3)    perpindahan (migrasi).

 

RUMUS MENGHITUNG JUMLAH PENDUDUK

                   (Hal. 88)

P = (L – M) + (I– E)  Keterangan:

P = Pertambahan penduduk

L = Jumlah kelahiran (natalitas) dalam 1 tahun

M = Jumlah kematian (mortalitas) dalam 1 tahun

 I = Jumlah penduduk yang masuk

 E = Jumlah penduduk yang keluar (emigrasi)

 

a.    Faktor yang Memengaruhi Dinamika Penduduk

            (halaman 89)

 ■ Angka Kelahiran (Natalitas)

Angka kelahiran (Natalitas) merupakan angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun.

 Angka kelahiran dapat dibagi menjadi 3 jenis:

• Tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun

• Sedang jika angka kelahiran berkisar 20-30 per tahun

• Rendah, jika angka kelahiran berkisar < 20 per tahun.

 ■ Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian (Mortalitas) merupakan angka yang menunjukkan jumlah kematian dari setiap 1000 penduduk per tahun.

 Mortalitas dibagi menjadi 3 jenis:

• Tinggi jika angka kematian berkisar >18 per tahun

• Sedang jika angka kematian berkisar 14-18 per tahun

• rendah jika angka kematian berkisar 9-13 per tahun

Perpindahan Penduduk (Migrasi)

Migrasi yakni suatu perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.

Jenis mobilitas penduduk : (hal. 90)


-          Mobilitas Internasional

Imigrasi..............................

Emigrasi.............................

Remigrasi.........................

 

-          Mobilitas Nasional

Transmigrasi........................

Urbanisasi...........................

Ruralisasi...............................

Sirkulasi.........................

 

b.    Piramida Penduduk

(hal. 91)

 Berdasarkan umur, jenis kelamin, dan karakteristik penduduk suatu daerah atau negara,


Terdapat 3 jenis piramida penduduk, yaitu

-        1.   Piramida Penduduk Muda (ekspansif),

Contoh : negara2 berkembang (Indonesia, Malaysia, Phjilipina dan India)

-          2. Piramida Penduduk Dewasa (stasioner), dan

Contoh : Amerika Serikat dan Inggris

-          3. Piramida Penduduk Tua (konstruktif).

Contoh : Jerman

 

c.    Komposisi Penduduk (hal. 92)

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain sebagainya.

 Komposisi penduduk dalam suatu negara dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau penentuan kebijaksanaan dalam pembangunan.

1.    Komposisi penduduk berdasarkan usia

2. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin