3. Sosialisasi
(Halaman 30 s.d. 33 )
a.
Hakikat Sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses interaksi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga membentuk kepribadian
seorang individu.
Melalui
sosialisasi, kita mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.
b.
Agen Sosialisasi
■
Keluarga
Agen
sosialisasi keluarga terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan system
kekerabatan (extended family). Keluarga
inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung maupun angkat yang tinggal dalam
satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi kakek, nenek, paman, dan
bibi.
■ Sekolah
Sosialisasi
di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa
mendatang.
■ Kelompok Sepermainan
Kelompok
sepermainan dapat memengaruhi kebiasaan
belajar, selera musik, sudut pandang, dan bahkan gaya berpakaian.
■ Media Massa
Jenis media massa dapat berupa televisi, surat kabar, majalah, film, radio, dan media sosial digital lainnya. Individu akan dihadapkan pada berbagai perilaku, ide, kepercayaan, dan nilai melalui media.
C.
Proses Sosialisasi
Berdasarkan
teori perkembangan kognitif Jean Piaget, proses sosialisasi
menekankan
pada kemampuan anak untuk memahami dunia. Piaget
menjelaskan
adanya perbedaan tahap anak-anak dalam belajar untuk
berpikir
tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Tahapan
tersebut
di antaranya:
■
Sensorimotor (0-2 tahun)
Sensorimotor
merupakan tahap pertama bayi belajar terutama dengan menyentuh benda,
memanipulasinya, dan secara fisik menjelajahi lingkungannya. Pencapaian utama
pada tahap ini adalah pemahaman anak bahwa lingkungannya memiliki sifat yang
berbeda dan stabil.
■
Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada
tahap ini anak sudah menguasai bahasa dan menggunakan kata-kata untuk merepresentasikan objek dan gambar secara
simbolis. Anak-anak berbicara bersama tetapi tidak dengan satu sama lain dalam
arti yang sama seperti orang dewasa.
■
Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada
fase ini, anak-anak telah memahami pengertian logis seperti hubungan sebab dan
akibat. Seorang anak pada tahap perkembangan ini akan mengenali alasan yang
salah dan mampu melaksanakan operasi hitungan matematika sederhana (mengalikan,
membagi, dan mengurangi).
■
Operasional formal (11-15 tahun)
Tahap
ini merupakan tahap remaja. Selama masa remaja, anak yang beranjak dewasa lebih
mampu memahami ide-ide yang sangat rumit.
Ketika
dihadapkan pada suatu masalah, anak-anak pada tahap ini mampu meninjau semua
cara yang mungkin untuk dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar