Kamis, 06 Oktober 2022

SOSIALISASI (MATERI PEMBELAJARAN IPS SMP KELAS 7 (KURIKULUM MERDEKA )





 


3. Sosialisasi

(Halaman 30 s.d. 33 )


a. Hakikat Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses interaksi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga membentuk kepribadian seorang individu.

Melalui sosialisasi, kita mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.

b. Agen Sosialisasi

■ Keluarga

 Agen sosialisasi keluarga terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan system  kekerabatan (extended family). Keluarga inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung   maupun angkat yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi   kakek, nenek, paman, dan bibi.

■ Sekolah

 Sosialisasi di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang berorientasi  mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.

■ Kelompok Sepermainan

Kelompok sepermainan dapat memengaruhi  kebiasaan belajar, selera musik, sudut pandang, dan bahkan gaya berpakaian.

■ Media Massa

Jenis media massa dapat berupa televisi, surat kabar, majalah, film, radio, dan media sosial digital lainnya. Individu akan dihadapkan pada berbagai perilaku, ide, kepercayaan, dan nilai melalui media. 

C. Proses Sosialisasi

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Jean Piaget, proses sosialisasi

menekankan pada kemampuan anak untuk memahami dunia. Piaget

menjelaskan adanya perbedaan tahap anak-anak dalam belajar untuk

berpikir tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka. Tahapan

tersebut di antaranya:

■ Sensorimotor (0-2 tahun)

Sensorimotor merupakan tahap pertama bayi belajar terutama dengan menyentuh benda, memanipulasinya, dan secara fisik menjelajahi lingkungannya. Pencapaian utama pada tahap ini adalah pemahaman anak bahwa lingkungannya memiliki sifat yang berbeda dan stabil.

■ Pra-operasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah menguasai bahasa dan menggunakan kata-kata untuk  merepresentasikan objek dan gambar secara simbolis. Anak-anak berbicara bersama tetapi tidak dengan satu sama lain dalam arti yang sama seperti orang dewasa.

■ Operasional konkret (7-11 tahun)

Pada fase ini, anak-anak telah memahami pengertian logis seperti hubungan sebab dan akibat. Seorang anak pada tahap perkembangan ini akan mengenali alasan yang salah dan mampu melaksanakan operasi hitungan matematika sederhana (mengalikan, membagi, dan mengurangi).

■ Operasional formal (11-15 tahun)

Tahap ini merupakan tahap remaja. Selama masa remaja, anak yang beranjak dewasa lebih mampu memahami ide-ide yang sangat rumit.

Ketika dihadapkan pada suatu masalah, anak-anak pada tahap ini mampu meninjau semua cara yang mungkin untuk dilakukan

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POTENSI BENCANA ALAM DI INDONESIA

 KONDISI GEOLOGIS INDONESIA 1.      Letak geologis adalah   posisi suatu wilayah berdasarkan pada struktur geologi atau susunan batuan di se...