Minggu, 29 Mei 2022

MILAD PKS KE-20 PKS



 MILAD PKS KE-20 PKS

https://www.youtube.com/watch?v=aWcElgJUr_U

https://www.youtube.com/watch?v=XNZLF9Ynphs










Senin, 23 Mei 2022

PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN ( IPS SMP KELAS 8 SEMESTER GENAP)

 PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN

                                 ( Hal. 258 s.d. 270 )













Terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia menyebabkan berbagai

perubahan masyarakat Indonesia baik aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan,

maupun politik.

a. Perubahan pada Masa Kolonial Barat

1) Perluasan Penggunaan Lahan

Penambahan jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan perkebunan di Indonesia, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta.

2)  Persebaran Penduduk dan Urbanisasi

       Persebaran penduduk Indonesia tidak sebatas dalam lingkungan nasional,

tetapi juga lintas negara. Sebagai bukti, perhatikan gambar di bawah ini.














3) Pengenalan Tanaman Baru

       Beberapa tanaman andalan ekspor dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia

4) Penemuan Tambang-Tambang

 







 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5) Transportasi dan Komunikasi

Pada zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun jalan raya, rel kereta api,

dan jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi

tersebut mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat. Pada transportasi

laut juga dibangun berbagai dermaga di berbagai daerah di Indonesia.

6)  Perkembangan Kegiatan Ekonomi

            Perubahan masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa kolonial terjadi

baik dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi

7) Mengenal Uang

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8) Perubahan dalam Pendidikan

Terdapat dua pendidikan yang dikembangkan pada masa pemerintahan kolonial Barat. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah

pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.

9)  Perubahan dalam Aspek Politik

 Kejayaan kerajaan-kerajaan pada masa sebelum kedatangan bangsa Barat

satu per satu mengalami kemerosotan bahkan keruntuhan. Terbentuknya pemerintahan Hindia Belanda di satu sisi menguntungkan bangsa

Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda yang terpusat menyebabkan hubungan

yang erat antara rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Muncul perasaan senasib

dan sepenanggungan dalam bingkai Hindia Belanda

10) Perubahan dalam Aspek Budaya

Antara lain : bangunan Eropa, dansa dan minuman keras, tarian barat, dan agama Kristen. Penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif lagi seiring dengan

datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad XVI. Pengaruh lain dalam bidang budaya adalah pakaian, bahasa, makanan, dan jenis

pekerjaan baru. Pakaian gaya Eropa tidak hanya berpengaruh dalam lingkungan

keraton, tetapi juga masyarakat luas. Kalian dapat menemukan berbagai kosa kata

pengaruh Belanda seperti knalpot, kabinet, kanker, dan sebagainya. 

 

 

b. Perubahan Masyarakat pada Masa Penjajahan Jepang

1) Perubahan dalam Aspek Geografi

 Menurut catatansejarah, jumlah tenaga kerja yang dikirim ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri seperti ke Burma, Malaya, Vietnam, dan Mungthai/Thailand mencapai 300.000 orang. Ratusan ribu orang tersebut banyak yang tidak diketahui nasibnya setelah

Perang Dunia  II usai.

2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi

   Putusnya hubungan dengan perdagangan dunia

mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor

diganti menjadi lahan pertanian  untuk kebutuhan sehari-hari.

3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan

Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah.

Para siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin). Para

pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan

lagu-lagu lain, menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan

(taiso) dan seikerei.

4) Perubahan dalam Aspek Politik

Secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan

aktivitasnya. Bahkan, Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi

pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda

Hanya MIAI yang kemudian diperbolehkan hidup karena organisasi ini dikenal sangat anti

budaya Barat (Belanda). Kempetai selalu memata-matai gerak-gerik organisasi

pergerakan nasional. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan bawah tanah.

 

5) Perubahan dalam Aspek Budaya

Jepang berusaha ‘menjepangkan Indonesia .Ajaran Shintoisme diajarkan

pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari dan menyanyikan

lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang.’

Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh

Indonesia, didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas

Komisi adalah menentukan  istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa

normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.


RANGKUMAN

Perubahan masyarakat indonesia

pada masa penjajahan

(Hal. 258 s.d. 270)

 

a. Perubahan pada Masa Kolonial Barat

1) Perluasan Penggunaan Lahan

2)  Persebaran Penduduk dan Urbanisasi

3) Pengenalan Tanaman Baru

4) Penemuan Tambang-Tambang

5) Transportasi dan Komunikasi

6)  Perkembangan Kegiatan Ekonomi

7) Mengenal Uang

8) Perubahan dalam Pendidikan

9)  Perubahan dalam Aspek Politik

10) Perubahan dalam Aspek Budaya

 

b. Perubahan Masyarakat pada Masa Penjajahan Jepang

1) Perubahan dalam Aspek Geografi

2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi

3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan

4) Perubahan dalam Aspek Politik

5) Perubahan dalam Aspek Budaya







Kunjungi Link Berikut :

1.  Perpustakaan Digital Sutarno SMP 2 Patebon :

      https://fliphtml5.com/homepage/ixydv

2. VIDEO PERUBAHAN MASYARAKAT PADA MASA PENJAJAHAN

     https://www.youtube.com/watch?v=GbfKmCnqkqY

 

Jumat, 20 Mei 2022

PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG (MATERI PELAJARAN IPS SMP KELAS 8 SEMESTER GENAP)

 PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG

                            (Hal. 247 s..d. 257 )

 



 








Pra. Proses Penguasaan Indonesia

Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap

pangkalan militer AS di Pearl Harbour. Setelah memborbardir Pearl Harbour, Jepang

masuk ke negara-negara Asia dari berbagai pintu. Pada tanggal 11 Januari 1942,

Jepang  mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Jepang menduduki

kota minyak Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki

kota-kota lainya di Kalimantan.

Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari 1942. Setelah

menguasai Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat

pemerintahan Belanda. Batavia (Jakarta) sebagai pusat perkembangan Pulau Jawa

berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 1 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai

pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8

Maret 1942 di Kalijati, Subang-Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah

pihak ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang

Belanda) dan diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan

Jepang). Sejak saat itu seluruh Indonesia berada di bawah kekuasan Jepang.

 

Jepang melakukan propaganda dengan semboyan “Tiga A” (Jepang Pemimpin

Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat

Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam

melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih yang berdampingan dengan

bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan

“Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.




 

 







b. Beberapa kebijakan Pemerintahan Penudukan Jepang,  antara lain sebagai berikut :

1) Membentuk Organisasi-organisasi Sosial

Organisasi-organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang di antaranya Gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat,

Jawa Hokokai, dan Masyumi.

2) Pembentukan Organisasi Semi Militer

Jepang menyadari pentingnya mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu  perang menghadapi Sekutu. Oleh karena itu, Jepang membentuk berbagai organisasi semimiliter, seperti Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan Pembela Tanah Air (Peta).

3) Pengerahan Romusha (Kerja Paksa )

Jepang melakukan rekruitmen anggota romusha dengan tujuan mencari bantuan tenaga yang lebih besar untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang.

Anggota-anggota romusha dikerahkan oleh Jepang untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Jumlah Romusha paling besar berasal dari Jawa, yang dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai ke Malaya, Myanmar, dan Thailand.

4)  Eksploitasi Kekayaan Alam

Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia jauh lebih kejam daripada pengerukan yang dilakukan oleh Belanda. Semua usaha yang dilakukan diIndonesia harus menunjang semua keperluan perang Jepang.

Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan mengawasi secara langsung seluruh usahanya.

 

b.       C.  Sikap Kaum Pergerakan

1)      Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang

2)      Gerakan Bawah Tanah

3)       Perlawanan Bersenjata

a)      Perlawanan Rakyat Aceh

b)      Perlawanan Singaparna, Jawa Barat

c)       Perlawananan Indramayu, Jawa Barat

d)      Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur


RANGKUMAN

A.      Kejadian Penting

a.       Tanggal 8 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour

b.      Tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendaratkan paukannya di Tarakan Kalimantan Timur

c.       Tanggal 24 Januari 1942, Jepang menduduki kota minyak Balikpapan

d.      Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menguasai Palembang

e.      Tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Pulau Jawa

f.        Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati ( Subang, Jawa Barat ). Pihak Belanda diwakili oleh Panglima Angkatan Perang Letnan Jenderal Ter Porten dan diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura ( pimpinan pasukan Jepang)

 

 

A.      Semboyan “Tiga A

a.       Jepang Pemimpin Asia

b.      Jepang Pelindung Asia

c.       Jepang Cahaya Asia

 

B.      ORGANISASI SOSIAL

a.       Gerakan 3A

b.      Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

c.       Jawa Hokokai

d.      Masyumi

 

C.      ORGANISASI SEMI MILITER

a.       Seinendan ( Barisan Pemuda )

b.      Fujinkai (Himunan Wanita )

c.       Keibodan ( Barisan Pembantu Polisi)

d.      Heiho ( Prajurit Pembantu Jepang )

e.      Peta (Pembela Tanah Air )

 














 Kunjungi Link Berikut :

1.       Perpustakaan Digital Sutarno SMP 2 Patebon :

                                https://fliphtml5.com/homepage/ixydv

2.       Ruang Kelas Online Sutarno SMP 2 Patebon Kendal :

https://sites.google.com/d/1uj73OhxIRyilnxTPU7-fgQdhVsC7vjuy/p/13u7AFXkuppTCsjdTCpd8yJJ3SbzgIAHM/edit







Sabtu, 14 Mei 2022

ORGANISASI ETNIK, KEDAERAHAN, KEAGAMAAN dan POLITIK PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL (IPS SMP KELAS 8 SEMESTER GENAP)

 

ORGANISASI ETNIK, KEDAERAHAN,  KEAGAMAAN dan SOSIAL - POLITIK

PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL

(Halaman 236 s.d. 237 )


 


A.    ORGANISASI ETNIK

a.       Serikat Pasundan

b.      Perkumpulan Kaum Betawi

 

B.     ORGANISASI KEDAERAHAN

a.       Trikoro Dharmo (1915)

b.      Jong Java ( 1915)

c.       Jong Sumatranen Bond (1917)

d.      Jong Celebes

e.       Jong Borneo

 

C.     ORGANISASI KEAGAMAAN

a.       Jong Islamiten Bond (1925)

b.      Muda Kristen Jawi

c.       Muhammadiyah (1912)

d.      Nahdhatul Ulama (1926)

e.       PERSIS ( Persatuan Umat Islam )

f.       Al Jamiatul Wasiyah

 

D.    TOKOH-TOKOH PEJUANG WANITA

a.       RA Kartini (Jepara-JawaTengah)

b.      Dewi Sartika (Bandung-Jawa Barat)

c.       Maria Walanda Maramis (Gorontalo-Sulawesi)

 


 

E.      KONGRES PEMUDA INDONESIA

Manifesto 1925 sangat menggugah kesadaran bangsa Indonesia, serta sangat

memengaruhi pola pergerakan nasional bangsa Indonesia. Gagasan manifesto 1925

terealisasi saat Sumpah Pemuda diikrarkan pada 28 Oktober 1928.

 Kongres Pemuda I dilaksanakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta, dihadiri

berbagai organisasi pemuda. Kongres ini  berhasil membentuk jaringan yang lebih

kokoh untuk mempersatukan diri, yang kemudian dilanjutkan dalam Kongres Pemuda

II tahun 1928.

 

Kongres II diselenggarakan 27-28 Oktober 1928, dihadiri oleh perwakilan

organisasi-organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Dalam kongres ini, keinginan

untuk membentuk negara sendiri semakin kuat. Suasana kebangsaan benar-benar

tidak bisa dibendung lagi. Akhirnya, tanggal 28 Oktober 1928, dibacakanlah

keputusan hasil Kongres Pemuda II, yang berupa ikrar pemuda yang terkenal dengan

Sumpah Pemuda.

 

Beberapa keputusan penting Kongres II 27-28 Oktober 1928:

• Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

• Menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman sebagai lagu

kebangsaan Indonesia.

• Menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia.

  

Sumpah Pemuda

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah jang satu, tanah

Indonesia

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia

Kami Putra dan putri Indonesia  menjunjung bahasa persatuan, bahasa

Indonesia.


F.    ORGANISASI SOSIAL POLITIK

Periodisasi Pergerakan Nasional

1)      Masa Awal Pergerakan Nasional

       a. Budi Utomo (1908)

       b. Sarekat Dagang Islam (SDI)  / Sarekat Islam (SI) (1911)

 

2)      Masa Radikal ( Garis Keras )

Tidak bersedia bekerjasama dengan penjajah

a.       Indische Partij (1912)

b.      Indische Vereeniging (1908)/ Perhimpunan Indonesia (PI) (1922) 

c.       Partai Nasional Indonesia/PNI (1927) 

d.      Partai Komunis Indonesia (PKI)

 

3)      Masa Moderat

Bersedia bekerjasama dengan penjajah :

a.       Parindra ( Partai Indonesi Raya ) tahun 1935

b.      Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) tahun 1937


Golongan nasionalis mencoba menggunakan Volksraad sebagai media perjuangan

nasional. Dengan tujuan memperkuat wakil-wakil bangsa Indonesia, tahun 1930.

Husni Thamrin membentuk Fraksi Nasional. Pada tahun 1936, seorang anggota

Volksraad, Sutarjo mengajukan petisi menuntut kemerdekaan Indonesia dalam masa

10 tahun. Petisi ini kemudian dikenal dengan nama Petisi Sutarjo. Petisi tersebut

ditolak Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.

 

Pada tahun 1939, dibentuk federasi/gabungan dari beberapa organisasi

politik yang disebut Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Semboyan GAPI yang

terkenal adalah “Indonesia Berparlemen”.