MILAD PKS KE-20 PKS
https://www.youtube.com/watch?v=aWcElgJUr_U
https://www.youtube.com/watch?v=XNZLF9Ynphs
https://www.youtube.com/watch?v=aWcElgJUr_U
https://www.youtube.com/watch?v=XNZLF9Ynphs
PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN
( Hal. 258 s.d. 270 )
Terjadinya
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia menyebabkan berbagai
perubahan
masyarakat Indonesia baik aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan,
maupun politik.
a. Perubahan pada
Masa Kolonial Barat
1) Perluasan Penggunaan Lahan
Penambahan jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai wilayah
di Indonesia. Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan
perkebunan di Indonesia, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta.
2) Persebaran Penduduk dan
Urbanisasi
Persebaran penduduk Indonesia
tidak sebatas dalam lingkungan nasional,
tetapi juga lintas negara. Sebagai bukti, perhatikan gambar di bawah ini.
3) Pengenalan Tanaman Baru
Beberapa tanaman andalan ekspor
dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia
4) Penemuan Tambang-Tambang
5) Transportasi
dan Komunikasi
Pada zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun jalan raya, rel kereta api,
dan jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan
komunikasi
tersebut mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat. Pada
transportasi
laut juga dibangun berbagai dermaga di berbagai daerah di Indonesia.
6) Perkembangan Kegiatan Ekonomi
Perubahan masyarakat dalam kegiatan
ekonomi pada masa kolonial terjadi
baik dalam
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi
7) Mengenal Uang
8) Perubahan
dalam Pendidikan
Terdapat dua pendidikan yang dikembangkan pada masa pemerintahan kolonial
Barat. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang
kedua adalah
pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
9) Perubahan dalam Aspek Politik
Kejayaan kerajaan-kerajaan pada masa
sebelum kedatangan bangsa Barat
satu per satu mengalami kemerosotan bahkan keruntuhan.
Terbentuknya pemerintahan
Hindia Belanda di satu sisi menguntungkan bangsa
Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda yang terpusat menyebabkan hubungan
yang erat antara rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Muncul perasaan
senasib
dan sepenanggungan dalam bingkai Hindia Belanda
10) Perubahan
dalam Aspek Budaya
Antara lain : bangunan Eropa, dansa dan minuman keras, tarian barat, dan
agama Kristen. Penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif lagi seiring dengan
datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad XVI. Pengaruh lain dalam
bidang budaya adalah pakaian, bahasa, makanan, dan jenis
pekerjaan baru. Pakaian gaya Eropa tidak hanya berpengaruh dalam lingkungan
keraton, tetapi juga masyarakat luas. Kalian dapat menemukan berbagai kosa
kata
pengaruh Belanda seperti knalpot, kabinet, kanker, dan sebagainya.
b. Perubahan Masyarakat pada Masa Penjajahan
Jepang
1) Perubahan dalam Aspek Geografi
Menurut
catatansejarah, jumlah tenaga kerja yang dikirim ke luar Jawa, bahkan ke luar
negeri seperti ke Burma, Malaya, Vietnam, dan Mungthai/Thailand mencapai
300.000 orang. Ratusan ribu orang tersebut banyak yang tidak diketahui nasibnya
setelah
Perang Dunia II usai.
2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi
Putusnya hubungan dengan
perdagangan dunia
mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor
diganti menjadi lahan pertanian
untuk kebutuhan sehari-hari.
3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan
Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat
rendah.
Para siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin). Para
pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan
lagu-lagu lain, menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan
(taiso) dan seikerei.
4) Perubahan
dalam Aspek Politik
Secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan
aktivitasnya. Bahkan, Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi
pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda
Hanya MIAI yang kemudian diperbolehkan hidup karena organisasi ini dikenal
sangat anti
budaya Barat (Belanda). Kempetai selalu memata-matai gerak-gerik organisasi
pergerakan nasional. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan bawah tanah.
5) Perubahan
dalam Aspek Budaya
Jepang berusaha ‘menjepangkan Indonesia .Ajaran Shintoisme diajarkan
pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari dan menyanyikan
lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang.’
Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh
Indonesia, didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas
Komisi adalah menentukan
istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa
normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.
RANGKUMAN
Perubahan masyarakat indonesia
pada masa penjajahan
(Hal. 258 s.d. 270)
a. Perubahan pada
Masa Kolonial Barat
1) Perluasan Penggunaan Lahan
2) Persebaran Penduduk dan Urbanisasi
3) Pengenalan Tanaman Baru
4) Penemuan Tambang-Tambang
5) Transportasi dan Komunikasi
6) Perkembangan Kegiatan Ekonomi
7) Mengenal Uang
8) Perubahan dalam Pendidikan
9) Perubahan dalam Aspek Politik
10) Perubahan dalam Aspek Budaya
b. Perubahan Masyarakat pada Masa Penjajahan
Jepang
1) Perubahan dalam Aspek Geografi
2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi
3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan
4) Perubahan dalam Aspek Politik
5) Perubahan dalam Aspek Budaya
1. Perpustakaan
Digital Sutarno SMP 2 Patebon :
https://fliphtml5.com/homepage/ixydv
2.
VIDEO PERUBAHAN MASYARAKAT PADA MASA PENJAJAHAN
https://www.youtube.com/watch?v=GbfKmCnqkqY
PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG
(Hal. 247 s..d. 257 )
Pra. Proses Penguasaan Indonesia
Pada tanggal
8 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap
pangkalan
militer AS di Pearl Harbour. Setelah memborbardir Pearl Harbour, Jepang
masuk ke
negara-negara Asia dari berbagai pintu. Pada tanggal 11 Januari 1942,
Jepang mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan
Timur. Jepang menduduki
kota minyak
Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki
kota-kota
lainya di Kalimantan.
Jepang
berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari 1942. Setelah
menguasai
Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat
pemerintahan
Belanda. Batavia (Jakarta) sebagai pusat perkembangan Pulau Jawa
berhasil
dikuasai Jepang pada tanggal 1 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai
pertempuran,
Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8
Maret 1942
di Kalijati, Subang-Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah
pihak
ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang
Belanda) dan
diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan
Jepang). Sejak saat itu seluruh Indonesia berada di bawah kekuasan Jepang.
Jepang melakukan propaganda
dengan semboyan “Tiga A” (Jepang Pemimpin
Asia, Jepang Pelindung Asia,
Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat
Indonesia. Selain itu, Jepang
menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam
melakukan ibadah, mengibarkan
bendera merah putih yang berdampingan dengan
bendera Jepang, menggunakan
bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan
“Indonesia Raya” bersama lagu
kebangsaan Jepang “Kimigayo”.
b. Beberapa
kebijakan Pemerintahan Penudukan Jepang,
antara lain sebagai berikut :
1) Membentuk Organisasi-organisasi Sosial
Organisasi-organisasi sosial
yang dibentuk oleh Jepang di antaranya Gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat,
Jawa Hokokai, dan Masyumi.
2) Pembentukan Organisasi Semi Militer
Jepang menyadari pentingnya
mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu perang menghadapi Sekutu. Oleh karena itu,
Jepang membentuk berbagai organisasi semimiliter, seperti Seinendan,
Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan Pembela Tanah Air (Peta).
3) Pengerahan Romusha (Kerja Paksa )
Jepang melakukan rekruitmen
anggota romusha dengan tujuan mencari bantuan tenaga yang lebih besar untuk
membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang.
Anggota-anggota romusha
dikerahkan oleh Jepang untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api,
jembatan, dan sebagainya. Jumlah Romusha paling besar berasal dari Jawa, yang
dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai ke Malaya, Myanmar, dan Thailand.
4) Eksploitasi
Kekayaan Alam
Jepang tidak hanya menguras
tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki
bangsa Indonesia jauh lebih kejam daripada pengerukan yang dilakukan oleh
Belanda. Semua usaha yang dilakukan diIndonesia harus menunjang semua keperluan
perang Jepang.
Jepang mengambil alih seluruh
aset ekonomi Belanda dan mengawasi secara langsung seluruh usahanya.
b. C. Sikap
Kaum Pergerakan
1)
Memanfaatkan
Organisasi Bentukan Jepang
2)
Gerakan Bawah
Tanah
3)
Perlawanan Bersenjata
a)
Perlawanan Rakyat
Aceh
b)
Perlawanan
Singaparna, Jawa Barat
c)
Perlawananan
Indramayu, Jawa Barat
d) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
RANGKUMAN
A. Kejadian
Penting
a.
Tanggal 8
Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Amerika
di Pearl Harbour
b.
Tanggal 11
Januari 1942, Jepang mendaratkan paukannya di Tarakan Kalimantan Timur
c.
Tanggal 24
Januari 1942, Jepang menduduki kota minyak Balikpapan
d.
Tanggal 16
Februari 1942, Jepang menguasai Palembang
e.
Tanggal 1 Maret 1942
Jepang berhasil menguasai Pulau Jawa
f.
Tanggal 8 Maret
1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati ( Subang, Jawa
Barat ). Pihak Belanda diwakili oleh Panglima Angkatan Perang Letnan Jenderal
Ter Porten dan diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura ( pimpinan pasukan
Jepang)
A.
Semboyan “Tiga A”
a.
Jepang Pemimpin
Asia
b.
Jepang Pelindung
Asia
c.
Jepang Cahaya
Asia
B. ORGANISASI
SOSIAL
a.
Gerakan 3A
b.
Pusat Tenaga
Rakyat (Putera)
c.
Jawa Hokokai
d.
Masyumi
C. ORGANISASI
SEMI MILITER
a.
Seinendan (
Barisan Pemuda )
b.
Fujinkai (Himunan
Wanita )
c.
Keibodan (
Barisan Pembantu Polisi)
d.
Heiho ( Prajurit
Pembantu Jepang )
e.
Peta (Pembela
Tanah Air )
1. Perpustakaan Digital Sutarno SMP 2 Patebon :
2. Ruang Kelas Online Sutarno SMP 2 Patebon Kendal :
https://sites.google.com/d/1uj73OhxIRyilnxTPU7-fgQdhVsC7vjuy/p/13u7AFXkuppTCsjdTCpd8yJJ3SbzgIAHM/edit
ORGANISASI
ETNIK, KEDAERAHAN, KEAGAMAAN dan SOSIAL - POLITIK
PADA
MASA PERGERAKAN NASIONAL
(Halaman
236 s.d. 237 )
A. ORGANISASI
ETNIK
a. Serikat
Pasundan
b. Perkumpulan
Kaum Betawi
B. ORGANISASI
KEDAERAHAN
a. Trikoro
Dharmo (1915)
b. Jong
Java ( 1915)
c. Jong
Sumatranen Bond (1917)
d. Jong
Celebes
e. Jong
Borneo
C. ORGANISASI
KEAGAMAAN
a. Jong
Islamiten Bond (1925)
b. Muda
Kristen Jawi
c. Muhammadiyah
(1912)
d. Nahdhatul
Ulama (1926)
e. PERSIS
( Persatuan Umat Islam )
f. Al
Jamiatul Wasiyah
D. TOKOH-TOKOH
PEJUANG WANITA
a. RA
Kartini (Jepara-JawaTengah)
b. Dewi
Sartika (Bandung-Jawa Barat)
c. Maria
Walanda Maramis (Gorontalo-Sulawesi)
E. KONGRES
PEMUDA INDONESIA
Manifesto
1925 sangat menggugah kesadaran bangsa Indonesia, serta sangat
memengaruhi
pola pergerakan nasional bangsa Indonesia. Gagasan manifesto 1925
terealisasi
saat Sumpah Pemuda diikrarkan pada 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda I dilaksanakan tanggal 30
April-2 Mei 1926 di Jakarta, dihadiri
berbagai
organisasi pemuda. Kongres ini berhasil
membentuk jaringan yang lebih
kokoh
untuk mempersatukan diri, yang kemudian dilanjutkan dalam Kongres Pemuda
II
tahun 1928.
Kongres
II diselenggarakan 27-28 Oktober 1928, dihadiri oleh perwakilan
organisasi-organisasi
pemuda dari seluruh Indonesia. Dalam kongres ini, keinginan
untuk
membentuk negara sendiri semakin kuat. Suasana kebangsaan benar-benar
tidak
bisa dibendung lagi. Akhirnya, tanggal 28 Oktober 1928, dibacakanlah
keputusan
hasil Kongres Pemuda II, yang berupa ikrar pemuda yang terkenal dengan
Sumpah
Pemuda.
Beberapa keputusan
penting Kongres II 27-28 Oktober 1928:
•
Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
•
Menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman sebagai lagu
kebangsaan
Indonesia.
•
Menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia.
Sumpah
Pemuda
Kami
Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah jang satu, tanah
Indonesia
Kami
Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia
Kami
Putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
F. ORGANISASI
SOSIAL POLITIK
Periodisasi
Pergerakan Nasional
1) Masa
Awal Pergerakan Nasional
a. Budi
Utomo (1908)
b. Sarekat
Dagang Islam (SDI) / Sarekat Islam (SI)
(1911)
2) Masa
Radikal ( Garis Keras )
Tidak
bersedia bekerjasama dengan penjajah
a. Indische
Partij (1912)
b. Indische Vereeniging (1908)/ Perhimpunan Indonesia (PI) (1922)
c. Partai Nasional Indonesia/PNI (1927)
d. Partai
Komunis Indonesia (PKI)
3) Masa
Moderat
Bersedia
bekerjasama dengan penjajah :
a. Parindra
( Partai Indonesi Raya ) tahun 1935
b. Gerindo
(Gerakan Rakyat Indonesia) tahun 1937
Golongan
nasionalis mencoba menggunakan Volksraad sebagai media perjuangan
nasional.
Dengan tujuan memperkuat wakil-wakil bangsa Indonesia, tahun 1930.
Husni
Thamrin membentuk Fraksi Nasional. Pada tahun 1936, seorang anggota
Volksraad,
Sutarjo mengajukan petisi menuntut kemerdekaan Indonesia dalam masa
10
tahun. Petisi ini kemudian dikenal dengan nama Petisi Sutarjo. Petisi tersebut
ditolak
Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.
Pada
tahun 1939, dibentuk federasi/gabungan dari beberapa organisasi
politik
yang disebut Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Semboyan GAPI yang
terkenal
adalah “Indonesia Berparlemen”.