PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA
( Halaman 99 s.d. 112 )
Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan, dan lain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “plural” berasal dari bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “pluralitas” berarti kemajemukan.
Pluralitas masyarakat
Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain istilah pluralitas, kalian juga menemukan istilah lain yang berhubungan
dengan keragaman, yakni multikultutal. Multikultural berasal dari
kata multi yang
berarti banyak (lebih
dari dua) dan culture artinya kebudayaan.
Masyarakat multikultural
adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan. Masyarakat
multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi
terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya
tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial
masyarakatnya.
1. Perbedaan
Agama
Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampuradukkan ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan umat beragama lain dalam beribadah.
·
Agama Islam
Pada saat ini, agama
Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut
sensus tahun 2010, sebanyak 87,2 % penduduk Indonesia beragama Islam. Kalian
tentu masih ingat pelajaran IPS Kelas VII, yang mengisahkan perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia.
Agama Islam diperkirakan
telah sampai di Indonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebelum kedatangan Islam di
Indonesia telah berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
·
Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan
berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC) sekitar abad XVI.
Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat pesat, yang ditandai
dengan kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia,
seperti di wilayah barat Papua, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Jawa.
·
Agama Kristen Katolik
Ada pendapat yang
menyatakan bahwa agama Kristen Katolik telah masuk ke Indonesia tepatnya di
Sumatra Utara sekitar abad VIII. Namun, pendapat tersebut belum didukung
bukti-bukti yang kuat.
·
Agama Hindu
Beberapa upacara keagamaaan pada hari-hari penting agama Hindu misalnya hari raya Galungan, hari raya Nyepi, dan hari Saraswati. Agama Hindu kaya akan berbagai upacara atau tradisi keagamaan. Tradisi-tradisi warisan agama dan kebudayaan agama Hindu juga memengaruhi kebudayaan Indonesia yang masih berkembang hingga kini.
·
Agama Buddha
Perkembangan agama
Buddha diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama Hindu. Kerajaan
Sriwijaya di Sumatra merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia
Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa Asia Timur mempelajari
agama Buddha di Sriwijaya.
Beberapa upacara
keagamaan yang dapat kalian kenal misalnya Hari Raya Waisak dan Ulambana.
Waisak dirayakan pada bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk
memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta,
Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, dan wafatnya
Buddha Gautama.
·
Agama Konghucu
Kehadiran Agama Konghucu
di Indonesia telah berlangsung berabad-abad lamanya. Kalian dapat menemukan
klenteng yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu di berbagai
wilayah di Indonesia.
Contoh: Kelenteng Ban
Hing Kiong di Manado yang didirikan pada tahun 1819, Kelenteng Boen Tjhiang Soe
di Surabaya. Umat Konghucu banyak memiliki hari penting, tetapi hari raya yang
terkenal dan telah menjadi hari libur nasional di Indonesia adalah hari raya
Imlek.
2. Perbedaan Budaya
Kalian hampir setiap
hari mendengar istilah budaya atau kebudayaan.
Apakah yang dimaksud dengan budaya dan kebudayaan? Koentjaraningrat (1996)
menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal
dari Sansekerta buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang
berarti “budi” atau “ kekal”.
Culture adalah
kata asing yang berasal dari kata bahasa Latin colere (yang
berarti “mengolah”, “mengerjakan”, dan terutama berhubungan dengan pengolahan
tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian
berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.
Bagaimanakah cara
melihat hasil-hasil budaya? Kalian perlu memahami wujud kebudayaan, agar lebih
mudah memahami berbagai hasil budaya manusia. Menurut sosiolog J.J. Hoenigman,
terdapat tiga wujud budaya, yaitu gagasan, tindakan, dan karya.
·
Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan
merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, tidak dapat
diraba atau disentuh. Di manakah letak ide atau gagasan? Ide dan gagasan tentu
berada dalam pemikiran manusia.
Wujud kebudayaan berupa
pemikiran manusia dapat dilihat dalam karya-karya tulis. Tulisan berupa
pemikiran berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
·
Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, yang
disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari- hari, serta dapat
diamati dan didokumentasikan.
·
Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata di dibandingankan dua
wujud kebudayaan yang lain.
Penjelasan
Koentjaraningrat tentang 7 (tujuh) unsur kebudayaan dapat membantu kita lebih
memahami secara nyata tentang kebudayaan. Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai budaya universal tersebut, yaitu:
1.
Peralatan dan perlengkapan
hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transpor, dan sebagainya).
2.
Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem
ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
3.
Sistem kemasyarakatan (sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4.
Bahasa (lisan dan tertulis).
5.
Kesenian (seni rupa, seni
suara, seni gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem pengetahuan
7.
Religi (sistem kepercayaan).
Apa saja yang
memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia? Banyak hal yang memengaruhi
perbedaan budaya masyarakat Indonesia.
1. Perbedaan Lokasi
Kalian bandingkan
bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi
alam di Jawa dan Kalimantan menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa
rumah. Kalian juga dapat mengamati berbagai kerajinan yang dibuat masyarakat
pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
2.
Perbedaan Agama/Keyakinan
Agama Hindu dan Buddha
banyak meninggalkan hasil kebudayan berupa patung dan relief pada
dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem
kepercayaan Hindu-Buddha yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci.
3. Perbedaan Suku Bangsa
Bangsa Indonesia
memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah
kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total
populasi. Sebagian besar suku Jawa tinggal di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah
dan Jawa Timur.
Banyak
dari anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di
Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri. Suku Sunda, suku Melayu, dan suku
Madura secara berurutan adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.
Berikut ini merupakan
contoh nama suku bangsa dan lokasi atau tempat yang paling banyak
didiami/ditinggali.
Tabel 2.1 Nama Suku
Bangsa dan Daerah Asal
Nama Suku Bangsa |
Daerah Asal |
Aceh, Gayo,Tamiang Ulu Sangkil, Aneuk Jamee, Kluet, Gumbak
Cadek, dan Simeulue |
Aceh |
Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, Simalungun,
Asahan, dan Angkola |
Sumatra Barat |
Minangkabau, Gusci,
Caniago, Tanjung Kato, Panyali, Sikumbang, dan Mentawai |
Sumatra Barat |
Komering, Palembang, Pasemah,
Sameda, Ranau, Kisam, Ogan, Lematang, Rejang, Rawas, dan Kubu |
Sumatra Selatan |
Bangka, Belitung, Mendanau,
Rawas, dan Semendo |
Bangka Belitung |
Sunda |
Jawa Barat |
Betawi |
DKI Jakarta |
Jawa, Samin, dan Karimun |
Jawa Tengah |
Madura, Jawa, Osing, dan
Tengger |
Jawa Barat |
Dayak, Ngaju, Apo Kayan,
Murut, Poanan, dan Ot Danun |
Kalimantan Barat |
Bulungan, Tidung, Kenyah,
Berusuh, Abai, dan Kayan |
Kalimantan Timur |
Banjar Hulu dan Banjar Kuala |
Kalimantan Selatan |
Lawang, Dusun, Bakupai, dan
Ngaju |
Kalimantan Tengah |
Sasak, Sumbawa, Bima |
Nusa Tenggara Barat |
Timor, Rote, Sabu, Manggarai,
Ngada, Ende Lio, Larantuka, dan Sumba |
Nusa Tenggara Timur |
Kaali, Kuwali, Panuma, Mori,
Balatar, dan Banggai |
Sulawesi Tengah |
Wolia, Laki, Muna, Buton,
Balatar |
Sulawesi Tenggara |
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang
Mongondow, dan Bantik |
Sulawesi Utara |
Makasar, Bugis, Toraja,
Mandar, Selayar, dan Bone |
Sulawesi Selatan |
Bali |
Bali |
Ambon, Alifuru, Togite, dan
Faru |
Maluku |
Berdasarkan data di
atas, manakah suku bangsa yang paling banyak kalian temukan di tempat tinggalmu?
Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa di lingkungan
provinsimu.
4. Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan merupakan
salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan. Pada saat ini, kalian dapat menemukan berbagai jenis pekerjaan baik
sektor formal maupun nonformal.
Pekerjaan sektor formal
adalah berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik
pemerintah maupun swasta. Para karyawan perusahaan, pegawai kantor bank,
pegawai pemerintah, dan guru merupakan contoh pekerjaan pada sektor formal.
Pada jenis pekerjaan
formal ini, individu terikat secara langsung oleh sistem yang berlaku. Dengan
demikian, mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat.
5. Peran dan Fungsi
Keragaman Budaya
Keragaman budaya daerah
dapat dikenali melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah,
rumah adat, alat musik, seni pertunjukan, upacara adat, dan lain-lain.
Berikut peran dan fungsi
keragaman budaya dalam pembangunan nasional sebagai berikut:
·
Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
Indonesia adalah salah
satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik wisatawan
mancanegara adalah kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Perhatikan Gambar
diatas, yang menunjukkan ketertarikan para turis saat melihat Sendra Tari
Ballet Ramayana di Prambanan Yogyakarta. Kebudayaan yang masih berkembang di
Yogyakarta merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Banyaknya wisatawan yang
berkunjung ke Yogyakarta membantu kegiatan perekonomian masyarakat
Yogyakarta. Berbagai barang dan jasa diperjualkan di kota pelajar
tersebut. Ratusan hotel, rumah makan, biro perjalanan, produksi cindera mata,
seni kerajinan, dan sebagainya tumbuh subur di Yogyakarta.
·
Mengembangkan Kebudayaan
Nasional
Kebudayaan nasional
adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah akan
memperkaya kebudayaan nasional. Apa yang dimaksud kebudayaan nasional?
Kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar
warga suatu negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan,
serta memberikan identitas terhadap warga.
·
Tertanamnya Sikap Toleransi
Kekayaan budaya bangsa
Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran. Keragaman budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia semakin menambah kesadaran masyarakat bahwa pada
hakikatnya manusia memiliki perbedaan, seperti pada Gambar diatas.
Karena itu, perbedaan
kebudayaan adalah hal biasa, tidak perlu dipertentangkan. Setiap budaya ingin
dikembangkan. Perlu sikap saling mendukung serta kebersamaan dalam upaya
mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan Indonesia bukan milik satu suku bangsa,
tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
·
Saling Melengkapi Hasil Budaya
Saat ini, misalnya, dikembangkan di seluruh masyarakat Indonesia. Pada masa lalu, seni membatik lebih banyak dikembangkan masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah dengan corak atau motif batik Jawa.
Pada saat ini,
masyarakat di berbagai daerah memiliki motif batik yang khas yang mencerminkan
karakteristik budaya setempat.
·
Mendorong Inovasi Kebudayaan
Inovasi kebudayaan
merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik. Sebagai contoh,
kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek moyang.
Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda.
.
VIDEO PEMBELAJARAN :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar