INTEGRASI SOSIAL
(halaman 124 - 126)
Faktor-faktor Terbentuknya Integrasi
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam
masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebur
dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem
nilai, dan lain sebagainya.
Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang
mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan
fungsi penting pada
perbedaan ras tersebut.
William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff
memberi syarat
terjadinya integrasi sosial, yaitu sebagai berikut:
1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling
mengisi kebutuhankebutuhan
mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus)
bersama mengenai
nilai dan norma.
3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan
dijalankan secara konsisten.
Faktor yang memengaruhi cepat
atau lambatnya proses integrasi:
1. Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya
rendah integrasi
sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok
memengaruhi cepat
lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara
anggota.
3. Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat
datang dan pergi,
semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4. Efektifitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi,
semakin cepat pula
integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk integrasi sosial:
1. Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya
norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia
dipersatukan dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2. Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai
akibat adanya fungsifungsi
tertentu dalam masyrakat. Sebagai contoh, Indonesia yang
terdiri dari
berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing:
suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
3. Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara
paksaan. Hal ini biasanya
dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika
integrasi tidak dilakukan,
atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial
enggan melakukan/
mencerna integrasi.
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu:
1. Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang
saling memengaruhi
sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan
sifat asli tiaptiap
kebudayaan.
2. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok
sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga
kebudayaan asing
(baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri
tanpa meninggalkan
sifat asli kebudayaan penerima.
Faktor-faktor pendorong integrasi sosial:
1. Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda.
2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
7. Adanya musuh bersama dari luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar