Kamis, 18 November 2021

INTEGRASI SOSIAL (MATERI IPS KELAS VIII SMP SEMESTER GANJIL) KURIKULUM 2013

INTEGRASI SOSIAL

(halaman 124 - 126)



Faktor-faktor Terbentuknya Integrasi

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam

masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur

dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.

Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya

perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada

perbedaan ras tersebut. 

William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff memberi syarat 

terjadinya integrasi sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan

mereka.

2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai

nilai dan norma.

3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

 

Faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi:

1. Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi

sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.

2. Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat

lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.

3. Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi,

semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.

4. Efektifitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula

integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.

 

Bentuk-bentuk integrasi sosial:

1. Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang

berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan

semboyan Bhineka Tunggal Ika.

2. Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsifungsi

tertentu dalam masyrakat. Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari

berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing:

suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.

3. Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya

dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan,

atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/

mencerna integrasi.

 

Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu:

1. Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi

sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiaptiap

kebudayaan.

2. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan

tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing

(baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan

sifat asli kebudayaan penerima.

 

Faktor-faktor pendorong integrasi sosial:

1. Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda.

2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.

3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.

4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.

5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

6. Adanya perkawinan campur (amalgamasi).

7. Adanya musuh bersama dari luar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar